17 Okt 2010

part 6 (")




++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++================================================================================

Sabtu, 11 September 2005

Hari ini adalah awal dari kisah yang tak akan pernah terlupakan, dan tak akan terulang dalam hidupku. Hari ini si Anna pergi ke siantar, karena biasanya malam minggu atau waktu libur dia akan pergi ke siantar ke rumah Namborunya. Sepulang sekolah, kira-kira jam 2 siang, HP ku berdering oleh nomor yang ga ku kenal saat aku mau ganti baju di kamar. Ternyata itu adalah Devi. Dia hanya menanyakan kabar. Lalu setelah itu aku ngSMS anna. Karena aku tahu pasti kalau dialah yang memberitahukan nomorku pada Devi.
Aku menulis :

[tadi pagi aku bertemu dengan orang gila, setelah itu aku di teriaki orang gila, siang aku di kejar orang gila,, eh, sekarang malah di kerjai orang gila].
[kau bukannya bilang terima kasih, malah
bilang aku gila].
[aku ga suka kalau kau bilang nomorku sama
Dia]
[kenapa?]balasnya.,

Awalnya aku tak ingin mengatakannya padanya. Aku ragu., tapi, keberanianku tiba-tiba muncul perlahan.setelah dipikir dengan matang dan penuh pasrah., aku pun mengatakan kebenaran yang menyingkap dari tirai kemunafikan yang selama ini terselubung dibalik keangkuhan dan ke cuekanku. [karena aku suka samamu] balasku singkat. Namun aku tak berharap dapat balasan SMS lagi, walau pun dapat, aku tak tau bagaimana, aku gundah., akhirnya HP ku berdering lagi.,(nada deringnya “thank you” by dido -red) darahku berdesir., dengan jantung berdetak kencang aku membukanya dengan perlahan.ku baca isinya [iya sih, aku sudah tau itu dari teman-temanmu dan juga temanku. Terus kalau kamu suka samaku kenapa kau mendekati si Devi?] Tanya nya. Aku pun bingung, tak tau mau bilang apa. Akhirnya dengan agak memeras otak kanan, ku ceritakan padanya lewat SMS., [sebenarnya aku sudah lama suka sama mu. Tapi aku tau siapa diriku. Aku ga akan pernah bisa memilikimu. Kita terlalu jauh berbeda. Sejak pertama aku melihatmu di kelas satu dulu, kau menjadi seorang yang istimewa bagiku. Namun aku menyerah, aku ga akan bisa mendapatkan cintamu.] begitulah aku membalas SMS nya. [kenapa kau tidak mengatakannya dari dulu?] balasnya lagi. [karena aku pasti ga bisa mendapatkanmu, karena aku tau siapa diriku] balasku lagi. Dan tak mendapat balasan apa-apa lagi dari dia.

Perasaanku jadi tak karuan, seakan ada perasaan menyesal dalam hatiku setelah mengungkapkan perasaanku. Aku tak bisa tenang melakukan pekerjaanku. Aku merasa bodoh., namun tak berapa lama kemudian, HP ku berdering lagi pertanda ada SMS masuk. Sedikit berharap itu dari Anna, ku merogoh kantong celanaku., betapa terkejutnya aku begitu melihat nomor yang tertulis adalah nomor Anna. Dengan tak sabar aku membukanya, [kau gimana sih, masa menyerah sebelum berperang?] balasnya. Saat itu aku belum tau apa makna di balik itu. Hanya kegelisahan yang ada dalam pikiranku. Akhirnya aku merasa aku harus curhat kepada sesorang. Aku meminta bantuan Bang Joy untuk mengatasi “masalah” yang membuatku berantakan itu. Dia bilang “itu berarti dia meminta kau untuk berjuang mendapatkannya. Kan cinta itu penuh perjuangan..” pesannya. aku mengangguk. Lalu aku membalas SMS nya singkat,
[jadi?]
[jadi apa?]
[apa kau mau menerima cintaku?]
[kau tau sendiri kan, aku udah sama si Rio?]
Aku diam, aku tak bisa bilang apa-apa lagi., aku termenung., aku terkejut membaca pesan yang terakhir tadi, aku tak tau harus bilang apa. Dia memang masih pacaran dengan si Rio, dan aku tak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya ku serahkan HP ku pada bang Joy, aku tak tau persis apa saja pesan yang ditulis dan dikirimkannya pada Anna. Yang penting intinya, aku berterus terang padanya untuk merebutnya dari si Rio. Aku punya alasan., karena Rio adalah saudara satu marga dengan dia, dan itu menjadi alasanku.,.,

Dan aku mengatakan bahwa aku masih lebih baik dari Rio, serta akan menunggunya untuk dapat meninggalkan si Rio dan barpaling kepadaku. Aku menyadari bahwa telah terjadi “Persaingan Tak Sehat” antara aku dan Rio. Tapi itulah perjuangan yang dimaksud bang Joy..

Meski dia sudah berkali-kali mengatakan bahwa dia tidak bisa menerima aku, namun berkat dorongan bang Joy aku tetap bertahan., aku hanya mengingat 1 kalimat yang disampaikan bang Joy padaku. “walau berapa besar dan kerasnya sebuah batu, suatu saat pasti akan runtuh bila di pukul-pukul sedikit demi sedikit”.

Telah tiga hari aku “berperang” lewat SMS. Aku masih berusaha untuk meyakinkannya. Dia selalu beralasan bahwa dia sudah punya pacar, tapi aku terus membujuk dan meyakinkannya bahwa aku masih lebih baik, dan memintanya untuk menerimaku dan mencoba mencintaiku. Akhirnya setelah tiga hari, dia meminta waktu untuk berfikir. Dan memintaku untuk menunggu.

Memang zaman sekarang sangat berbeda dengan zaman dahulu. Jika zaman dahulu orang lebih memilih mengungkapkan perasaan secara langsung, maka sekarang tinggal teknologi SMS yang bekerja. Memang lebih susah dizaman dahulu, namun sekarang tetap saja susah. Karena orang-orang punya banyak kesempatan untuk memikirkan kata-kata yang akan disampaikannya, hingga kebohongan bisa sangat meyakinkan untuk dipercayai. Maka aku memutuskan untuk lebih fokus pada pertemuan secara langsung dengan dia.

Setelah itu semua berjalan biasa-biasa saja, kami masih merahasiakan apa yang terjadi. Aku berusaha untuk mendekati dia di sekolah, sampai-sampai kami bertukaran HP. Komunikasi diantara kami semakin erat. Setiap kali dia dekat dengan si Rio, aku berusaha untuk tidak meluhatnya. Karena itu sangat menyakitiku, aku cemburu…. Dan itu sering terjadi, tapi itulah pengorbanan,, pengorbanan perasaan..

Sampailah pada hari senin 3 oktober 2005, dia mengatakan bahwa dia sudah putus dengan si Rio. Aku tau pasti bahwa itu tidak mungkin, firasatku mengatakan bahwa aku telah terlalu jauh melangkah dalam angan belaka.. Aku mulai merasa jenuh, aku merasa di bohongi. Karena memang belakangan ini kami sudah jarang berkomunikasi baik di SMS maupun di sekolah. Walaupun dia mengatakan bahwa dia sudah putus dengan Rio, aku hanya menanggapinya dengan pertanyaan., [apakah kau benar2 sudah putus dengan Rio? Aku tak percaya, kau pasti berbohong] hanya itu, dan dia tidak membalasnya…

Pada hari selasa, 18 oktober 2005, akhirnya kami jadian dengan Anna. Tapi tak berlangsung lama. Karena aku ada firasat bahwa dia masih mempermainkan aku. Dan itu menjadi kenyataan, karena besoknya aku menanyakan pada sahabat karibnya, Lasma, bahwa mereka belum putus,. Aku begitu kecewa. Aku ga ngerti, kenapa dia masih saja mempermainkan aku, apakah dia takut aku menghilang atau dia memang ingin mempermainkan aku, atau itu adalah ide dari si Rio, aku tak tau pasti, yang penting aku sudah menyerah. Aku muak, cinta itu telah berubah menjadi benci., aku ingin melupakannya…. Aku tak ingin melihatnya lagi..,

Sejak saat itu tak ada kedekatan lagi diantara kami. Semua hari-hari kulalui dengan tegar. Tanpa SMS, tanpa komunikasi dengan Anna. Semua berangsur hilang, seakan perasaan itu tak pernah datang. Mungkin karena dia telah membuatku berharap pada sesuatu yang tak ada., membuatku sakit hati…


Menjelang ujian semester semua masih dingin., masih tetap tak ada komunikasi diantara kami. Rasa cinta itu pun telah tiada. Semua telah menghilang ditelan waktu. Awan yang dulu cerah berubah menjadi mendung. Aku mulai berpikir untuk melupakan cinta selama aku menghabiskan waktu di SMA ini. Aku hanya ingin masa SMA ini cepat berlalu hingga aku bisa kuliah. Ujian semester telah selesai, tinggal menunggu penerimaan rapor.. dan menunggu Re-ret., yang rencananya akan diadakan bulan 3 nanti., aku ingin cepat kesana untuk mengenang masa SMP dulu, karena kami akan re-tret di tempat yang sama waktu SMP dulu, di Naga Huta, Siantar. Namun sebelum menerima rapor entah apa yang terjadi, selasa 20 desember 2005, aku begitu dekat dengan Anna hari ini. Kebetulan hari ini aku ikut dengan beberapa teman lainnya menjadi pengawas olympiade yang diselenggarakan oleh sekolah bersamaan dengan hari syukuran Natal & Tahun baru. Sekitar jam 09.00 WIB ujian dimulai. Satu kelas di awasi oleh 2 orang, dan aku mendapat tugas mengawas dengan Dice, junior dari kelas 2 IPA2. belum sampai ½ jam, tiba-tiba Anna meminta Dice untuk bertukar tempat dengan dia. Jadi aku mengawas ujian dengannya. Tiba-tiba saja kami begitu kompak bercerita tentang semua yang telah terjadi. Bahkan kami tidak menghiraukan peserta ujian lagi. Kami begitu dekat hingga ujian berakhir.

Tak hanya sampai disitu. Sehabis mengawas, tiba-tiba dia meminta aku untuk mengantarnya ke asrama untuk ganti baju. Setelah itu kami balik lagi ke sekolah. Namun sesudah turun dari sepeda motorku dia mengajakku lagi untuk ke luar makan siang. Aku merasa berdosa jika harus menolaknya.. :p… untuk pertama kalinya dalam hidupku aku makan berdua dengan wanita di rumah makan di kampung, aku memang masih agak grogi. Aku sedikit malu-malu dan berusaha untuk menyembunyikan rasa gugupku. (bicara dengan wanita saja aku masih sering gugup, apalagi makan berdua).. apalagi wanita itu adalah pacar orang lain.. sehabis makan kami langsung pergi ke sekolah lagi untuk menyaksikan hiburan di acara syukuran., namun sampai di sekolah kami tidak bersama lagi karena dia takut di lihat pacarnya bersamaku.

Kamis 22 desember 2005, hari ini adalah hari penerimaan rapor, dan sekaligus hari yang menambah beban.. pagi-pagi waktu aku sedang santai tidur-tiduran di meja di kelas, tiba-tiba temanku si manusia berbulu Jodi memanggilku. Aku datang, aku sudah agak curiga melihat si Roma dan temannya duduk manis di samping Jody, dan dugaanku benar, manusia berbulu membocorkan pipa., dia memberitahukan pad aroma bahwa aku menyukainya. Aku agak sedikit gugup, atau mungkin sudah benar-benar gugup, aku tak tau lagi. Setelah berpikir singkat, tak ada ruginya, pikirku. Aku pun mambenarkan pengaduan Jodi, dan meminta jawaban darinya. Dan dia akan memberi jawaban…. Sepulang sekolah nanti.

Tibalah waktunya penerimaan rapor. Issu yang ku dengar menjadi kenyataan. Aku mendapat peringkat ke-3 di kelas, aku maju ke depan begitu namaku di panggil sebagai juara 3. Dengan penampilan yang tak layak sebagai juara, rambut gondrong, wajah beringas dan sadis, kepala sekolah segera menyuruhku merapikan bajuku setelah aku berdiri di depan, sedikit membuat spesies-spesies satu sekolah menertawakanku. aku mencium bau kecurangan disini. Seharusnya aku juara 2, karena jumlahku sama dengan jumlah juara dua kelas kami. Tapi biar lah, pikirku. Soalnya juara 2 itu akan menjadi pacar tak jelasku sepulang menerima rapor… hehe..

Setelah bubar, segera aku menjumpai si juara 2 itu. Kami berjalan santai untuk pulang bareng. Aku sedikit protes soal persamaan nilai tetapi perbedaan kedudukan itu. Namun bukan untuk itu aku menemuinya. Kami mengadakan sedikit wawancara, ngobrol ini itu untuk mengisi waktu selama perjalanan. Sesampainya di depan gerbang Asrama Puteri, aku meminta kepastiannya. Dia agak sedikit mengulur waktu. Namun aku sudah tau jawabannya. Sangat tidak mungkin dia menolak aku yang ehm.. ini, pikirku.  dan betul.. di akhir kata dia mengatakan “iya”.. dan.. yah,, gitu dech.,Sesudah itu, aku tak lagi menghiraukan ocehan yang datang sesampainya di Warung si Jana. Aku senang., meski ku tau akan ada hari-hari memalukan.
Sesampainya di rumah, aku menuntut janji pada Emak. Karena beliau janji akan mengijinkanku pergi liburan selama dua hari ke Medan kalau aku juara. Meski terlihat sedikit agak tidak setuju, namun aku sudah tau, aku tak akan pernah bisa mendapat ijin. Namun ijin bukanlah suatu syarat mutlak. Aku langsung menyusun baju, dan meminta ongkos tambahan, karena aku sudah menyediakan sedikit biaya spekulasi dari dulu. Dan segera berangkat ke Saribudolok untuk menemui temanku, andreas, yang akan pulang ke kampungnya di Deli Tua. Jadi aku akan berangkat bersamanya ke medan.


Kira-kira jam 4 sore kami pun berangkat. Begitu mulai berangkat aku langsung memberi kabar kepada bang Joy lewat SMS, karena aku takut menunggu di stasiun yang aku tak tau dimana.. Dan kira-kira jam setengah delapan malam kami pun sampai di Medan. Aku bingung, karena aku tak tau apa-apa soal medan waktu itu. Yang ku kenal hanya satu benda., yaitu benda yang pertama kali ku lihat waktu pertama kalinya ke medan kelas satu SMA dulu, yaitu lampu yang mirip kembang api di Simpang Pos. tiba-tiba sesorang datang memegang bahu kananku. Aku terkejut, dia memakai topi, berjaket, berwajah agak seram. Aku melihat wajahnya samar-samar. Suaranya agak parau di campur suara bising kendaraan yang lalu-lalang di jalanan. dan di belakangnya ada sepeda motor tiger warna hijau metalik, BK 6959 TT yang pernah ku bawa dulu waktu di kelas dua SMA. Kami pun langsung menuju rumah kontrakan kami di Jln. Parang ras Gang Sangapta ras No.3 . sekitar 400 meter sebelum Simpang pos kalau dari Pancur Batu. Di rumah sudah menunggu kak Roy dan dia menyambutku dengan senyum.

Aku agak kepanasan.. maklum, dari kampung. Tak terasa sudah dua hari aku di medan. Bang Joy mengajakku jalan-jalan selama dua hari ini. Ke Carrefour, yang waktu itu masih selesai di bangun sampai lantai 3. ke kampusnya, Nommensen. Ke kampus kak Roy, USU. Namun sabtu 24 desember 2005, kak Roy meminta untuk pulang karena dia ingin mengikuti acara natal malam ini di kampung. Dengan sedikit protes, terpaksa aku harus mempersingkat liburan ini. Kami pun pulang kampung bersama. .

Sabtu 31 desember 2005. sebentar lagi tahun 2005 akan berakhir. Nanti jam 11 malam kami akan berangkat ke Raya untuk merayakan Tahun Baru di rumah Oppung sepertu biasa.MERRY CHRISTMAS 25 desember 2005 & HAPPY NEW YEAR 1 january 2006!!!!!

Rabu 4 januari 2006. hari ini kami pergi jalan-jalan ke tongging bersama Romy, Shanro, medy. Rasanya hari-hari cepat sekali berlalu. Namun aku hanya ingin SMA ini cepat berlalu hingga aku bisa kuliah. Minggu depan kami sudah mulai sekolah. Jadi tinggal menunggu 1 minggu lagi untuk bertemu pacar asal-asalku (soalnya aku tidak menyukainya, hanya isenk..[aku memang jahat!!!]) sepertinya kalau soal HP, aku tidak punya batas selera. Sudah entah berapa kali aku ganti-ganti HP selama 2 tahun ini. Sudah tentu itu memakan biaya yang cukup banyak, karena harga jual yang selalu turun, sedang harga beli naik, jadi total output tidak sesuai mengakibatkan depresi dari waktu ke waktu. Tapi tidak apa apalah.. setidaknya aku mendapat banyak pelajaran dari itu, dan pengalaman jadi “orang kaya” bertambah.

Selasa 10 januari 2006. hari ini adalah hari yang sedikit ku tunggu-tunggu. Aku menyiapkan pakaian yang serapih mungkin, sepeda motorku sudah ku cuci kemarin dan memakai Kit Motor PasteWax. Dan sisiran rambutku agak sedikit bergaya, dan gaya berjalan agak di “cool” kan dikit.. begitu masuk ke kelas, aku sengaja belakangan, setelah semua masuk kelas, aku pun menyusul. aku bersikap cuek, berjalan santai, berharap si Roma sedang memperhatikanku dari sudut kelas., setelah duduk, aku mulai melirik ke tempat duduk si Roma di belakang. Namun tidak seperti yang ku harapkan. Ternyata si roma tidak datang.. aaarghhh…

Dugaanku tepat lagi.. hari-hari harus di lalui dengan suka-duka, namun kebanyakan duka. Aku hanya pulang bareng dengan si Roma sebanyak 4 kali., sehabis itu semua dingin.. tak ada komunikasi lagi, hanya senyum yang menjadi alat transportasi perasaan. Aku harus berusaha sebaik mungkin di depan guru-guru., bayangkan jika aku harus menjalani hukuman berupa di setrap di depan kelas., dan di saksikan si Doi????? Namun yang namanya sial tetap harus berlaku di dunia ini. Ada beberapa saat dimana aku harus merasa malu, karena mendapat hukuman. Tetapi dia juga demikian. Kami hanya bisa menghadapi “takdir” ini.

Di pertengahan bulan 2, aku mendengar kabar bahwa Anna sudah benar-benar putus dengan si Rio. Entah apa yang merasuki pikiranku. Tiba-tiba aku mempunyai niat yang kuat untuk mendekati si Anna. Padahal statusku masih pacar si Roma. Mungkin Tuhan sudah menuliskan cuplikan cerita ini lebih dulu dari aku..

Minggu 12 februari 2006, tiga hari lagi adalah valentine day. Tadi pagi saat aku di warung si Jana, tiba-tiba aku mendapat pesan dari Anna. Dia menanyakan sesuatu padaku. Dia menanyakan [jika suatu saat nanti aku memintamu menjadi pacarku, apa u mau?] Tanya nya. Aku gugup,, dan tak berapa lama, menyusul lagi SMS nya., katanya [sudahlah, ga usah terlalu di pikirin, mana mungkin u mau sama gadis macam aq.. ya kan?] katanya lagi. Q jwb singkat [q ga bisa jawab sekarang].. lalu dia mengalihkan topik, hingga kami membicarakan hal lain. Sehabis itu, aku menceritakan apa yang terjadi kepada Jana. Akhirnya timbul lah ide untuk memberikan kado valentine kepada Anna. Akhirnya kami sepakat untuk pergi ke kaban jahe untuk membeli kadonya. Sesampainya di rumah, aku langsung dapat inspirasi untuk menuliskan beberapa cerita tentang ungkapan perasaanku, mulai dari perasaanku saat pertama melihat dia di awal kelas satu dulu hingga hari ini, semua ada 4 lembar kertas binder, Dan memasukkannya di kotak kado valentinenya.

Selasa 14 februari 2006, hari ini adalah hari valentine. Aku sudah mengirimkan kadonya untuk anna. Aku menitipkannya kepada sahabat karibnya, lasma. Dan tinggal menunggu reaksinya. Sampai malam hari aku tidak mendapat respon, aku menunggu sms darinya.

Akhirnya sekitar jam 10 malam, HPku berdering menandakan ada sms masuk. Segera ku buka isinya, dan itu adalah sms yang ku tunggu-tunggu. Dia bertanya lewat pesannya [knapa selama ini kau ga mengatakan hal ini padaku?] aku hanya menjawab [smua alasannya sudah ada di suratku].. lalu balasnya lagi[trus gimana, kau kan udah pacaran ama aroma?]. [aku memang udah pacaran ama dia, dan aku ga lagi mengharapkanmu. Sebab aku hanya ingin kau mengetahui perasaanku dan tidak akan mengharapkan cintamu!] jawabku. Lalu dia membalasnya lagi[trus untuk apa kau memberitahuku semua ini??? Sekarang aku yang nanya samamu, mau nggak u jadi pacarku?] tiba-tiba darahku berdesir, seakan ada kabar buruk yang datang menimpa, padahal aku seharusnya gembira dan senang. Aku berpikir sejenak. Dari hati yang terdalam aku memang masih menginginkannya menjadi kekasihku, namun jika mengingat si Roma, aku akan menjadi manusia yang paling berdosa jika aku menghianatinya.

Aku bimbang, akhirnya ku balas smsnya [aku ga bisa menjawab sekarang, kuakui aku memang masih menginginkanmu, tapi aku udah punya pacar], [iya aku tau, tapi aku menginginkan jawaban yang pasti darimu, apakah kau mencintaiku??] jawabnya. Ku balas lagi [ aku memang mencintaimu, tapi tak bisakah kau menungguku?..... ] dan balasnya lagi [aku mengerti, tapi asal u tau, menunggu bukanlah hal yang mudah. Jangan pernah berbicara padaku, sms aku, apalagi menemuiku, sebelum kau jadi pacarku]… aku tertegun. Tak kusangka begini akhirnya. Aku masih menginginkannya, mencintainya, tapi tak bermaksud memilikinya. Aku menulis surat itu hanya agar dia mengetahui segalanya tentang perasaanku. Agar perasaan yang mendalam itu tidak hanya menjadi angin yang berlalu, sebab perasaan itu begitu dalam bagiku, dan sangat berharga untuk ku kenang. Intinya, aku hanya ingin kau tahu an… aku mencintaimu, tapi tak berharap memilikimu..

Esoknya, aku sudah membulatkan tekad atas anjuran abangku, Joy, untuk segera menemuinya. Walau tadi malam dia mengatakan untuk tidak menemuinya sebelum dia menjadi pacarku. Kutinggalkan sepeda motorku di warung tempat kami biasa mangkal di dekat bengkel Aek Sopo, dikampungku. Agar aku punya alasan untuk jalan kaki bersama dia sepulang sekolah, seakan ini adalah unsur ke-tidak sengajaan. Akhirnya sepulang sekolah, aku menunggunya. Dan dia sendiri jalan tidak menghiraukanku. Kuberanikan diri untuk menemuinya dan menyapanya. Dia tidak melihat wajahku, hanya bertanya sambil terus berjalan “untuk apa kau menemuiku?” aku menjawab “emangnya ga boleh? Aku hanya pengen pulang bareng samamu..” akhirnya dia mau melihatku, dan kami berjalan sambil ngobrol, membicarakan banyak hal., sampai di depan asrama putri kami berpisah., wahhh… betapa senang hatiku, tak pernah terbayangkan, ternyata aku bisa pulang bareng dengan orang yang ku cintai.. sampai aku lupa dengan Roma…

Sesampainya di warung tempat sepeda motorku kutitipkan, hujan turun agak deras. Hingga kami tidak bisa langsung pulang. Tiba-tiba Hp nokia 6600 ku bedering, ada SMS masuk. Dari Anna, “yank, langsung pulang ya, ya2nk kan ga bawa kereta, jangan ampe kehujanan ya, ntar sakit”. Aku tertegun membaca pesannya. Baru kali ini aku merasakan bagaimana diperhatikan seorang wanita, terlebih dia adalah wanita yang sangat kuinginkan, yang kucintai. Apakah ini mimpi? Jikalau ini adalah mimpi, tolong jangan bangunkan aku..

Saat ini aku menjalin dua cinta, 1 untuk Anna, 1 untuk Roma. Aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan Anna daripada Roma. Walaupun statusku saat itu adalah pacar Roma. Aku sudah terlanjur tenggelam dalam lautan cinta Anna sampai aku lupa dengan Roma. Kuakui aku memang sangat berdosa. Aku terlalu egois, aku tidak memikirkan perasaan Roma. Aku salah… dan aku berniat meminta maaf padanya, walau ku tahu itu akan percuma, dia tak akan memaafkanku. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi, bahkan waktu kami kursus sore di SMP Bunda Mulia, aku masih sempat berbohong aku tidak punya hubungan apa-apa dengan Anna. Aku ingin berteriak sekuatnya, aku dalam kebimbangan, aku terlalu takut untuk jujur.. saat aku bersamanya, Anna akan mengatakan kekesalannya, bahwa ia menungguku bukan berarti ia harus mampu menahan cemburu saat aku bersama Roma. Saat aku bersama Anna, roma hanya diam, tapi aku tahu perasaannya yang teriris saat melihat kami.

Aku hanya bisa menitipkan pesan pada teman Roma, untuk melipakanku saja, dan meminta maaf sebesar-besarnya.. sejak saat itu semua berlalu antara Aku dan Roma. Aku hanya bisa menatap wajah sendunya di kelas., kami belum sah putus, tapi ku harap dia cepat melupakanku.. Maafkan aku Roma…

Minggu, 19 february 2006, pagi ini aku di sms Anna untuk datang ke asrama utuk menemuinya jam 2 siang . Aku datang dan menunggunya di warung samping jalan asrama putri. Agak lama ku menunggu, dia datang dengan adiknya, “bang man” nama panggilannya. Awalnya aku hanya akan mengantarnya ke rumah pamannya di jln kartini. Tapi sebelum sampai di simpang 4, aku menanyakan “kln mo cpat2 ya?” lalu dia menjawab “ sbenarnya nggak, emank knapa?” ,, “ga knapa, ada rencanaku mo jln2, tapi nanti kln kena marah..,”.. “jln2 kemana?” Tanya nya., “kita ke tongging!?” jawabku penuh harap.,” lalu dia jawab lagi., “yuk.. aku telpon mama dulu ya” katanya., lalu aku segera memutar arah sepeda motorku menuju ke tongging, disaksikan abangku, Joy yang kebetulan saat itu lagi nongkrong di rumah bang Salom dekat simpang 4.

Di perjalanan kami hanya mengobrol tentang keluarganya., ini, itu, dll., hingga kami sampai di tongging., adiknya minta berenang, dan kami berdua hanya menyaksikan adiknya bermain-main di pinggiran danau toba.. kami hanya sebentar disana., di perjalanan pulang, sepeda motor kecilku kedengaran merengek karena jalan mendaki. Adiknya duduk di depan, hingga kami persisi seperti pasangan muda yang lagi jalan-jalan.. dipertengahan jalan, dia memelukku dari belakang dengan alasan menutup kancing baju adiknya, padahal aku tau itu hanya alasan, mungkin dia merasa kedinginan???? Hhkhkhkhkkk…

Sesampainya di Seribudolok, aku meninggalkan mereka di jalan singgalang, atas permintaanya agar tidak ketahuan ortunya nanti. Aku pulang dengan perasaan berbunga-bunga. Aku sangat gembira, aku bisa jalan-jalan dengan orang yang ku cintai.. Yesus itu memang maha adil., pikirku. Aku tidak langsung pulang, aku singgah dulu kerumah jana untuk menceritakan semua, baru aku pulang ke rumah., .,

Hari-hari yang kulalui semakin indah saat ini. Aku mulai merasakan indahnya dunia. Tak pernah terpikirkan sebelumnya, dan tak penah terduga olehku, untuk merasakan hal seperti ini. Disetiap waktu bayangan Anna selalu menemaniku. Aku tak bisa melupakannya walau 5 menit. “inikah yang namanya cinta??” pikirku.

Senin, 20 february 2006. les sore telah usai. Sekitar jam 6 sore kami bertemu di halaman SMP RK, tempat kami belajar sore. Mereka [Anna & Lasma] mengajak aku untuk pergi ke rumah Pamannya. Awalnya aku merasa ragu untuk menyetujuinya. Tapi akhirnya tetap saja aku tak kuasa menolak ajakan pujaan hatiku. Singkat cerita, kami pun sampai di rumah pamannya di Jl. Kesehatan. Ibunya Anna sedang bercerita dengan Keluarganya. Kami hanya sebentar disana. Tapi kesan yang ku dapat adalah, Ibunya Anna terkesan sedikit sombong. Karena walaupun aku bukanlah siapa-siapa, bukan berarti aku tak disapa sedikitpun oleh ibu calon pacarku.. 

Sepulang dari sana, aku berniat mengantarkan mereka berdua ke asrama. Namun tiba-tiba mereka mengajakku untuk jalan-jalan, padahal jam sudah menunjukkan jam 7 sore lebih. Aku memang anak yang patuh pada perintah orang tua, tapi aku tak berhak melanggar hukum alam. Naluriku mengatakan aku harus mau..hehe.. Kami pun melaju menuju Merek situnggaling dengan rencana mau minum Bandrek. Dinginnya malam mulai menusuk ke pori-poriku. Tapi hanya sesaat, sebab aku mulai merasakan kehangatan tubuh Anna yang setengah memelukku dari belakang. (mungkin masih takut-takut). Suara knalpot racing sepedamotor kecilku menemani perjalanan kami. Untuk mengusir rasa dingin yang amat sangat, aku mengajak mereka bercanda dan tertawa. Karena aku sempat berpikir, “jika saat ini sepedamotorku rusak atau sesuatu terjadi pada kami, mungkin esok aku akan agak sulit untuk merasakan asinnya garam”.

Sesekali cubitan Anna terasa sakit di pinggangku. Terakhir dia ingin mencubit pinggangku, aku langsung menangkap tangannya dan menggenggamnya erat. Kurasakan tangannya yang halus dan dingin. Saat itu seakan bulan tersenyum kepadaku, dan sepeda motorku tersipu malu melihatku. Darahku berdesir, jantungku berdetak tak menentu, dan waktu seakan berhenti. Aku merasakan sesuatu dari tangannya. Seakan aku tak ingin melepasnya lagi. Tak bisa kulukiskan betapa indah perasaanku saat aku menggenggam tangan wanita pujaanku. Sungguh bahagia aku saat itu..

kami sudah hampir sampai dan aku masih saja menggenggam tangan Anna, sambil menahan rasa pegal ditangan kananku yang dari tadi menahan gas sepeda motorku. Sesampainya disana, ternyata tak satu pun dari kami yang tau tempat minum bandreknya. Akhirnya kami putuskan untuk langsung pulang saja, soalnya aku juga udah takut kemalaman. Diparjalanan pulang aku merasakan lagi hal indah itu. Seandainya Anna tau yang kupikirkan, bahwa aku ingin selalu menjaganya dan tetap bersamanya. Ku yakin keindahan yang kurasakan itu hanya akan kudapat dari dia. Seandainya..

Tak lama kemudian kami sudah sampai di simpang asrama, terlalu cepat memang. Aku menghentikan speda motorku didepan Doorsmeer Bako, 10 meter sebelum simpang asrama untuk antisipasi agar tidak terlihat oleh Suster atau penjaga Asrama. Setelah aku pamit mau pulang, aku berniat beranjak pergi. Namun entah apa yang terjadi, aku tiba-tiba merasa malam ini belum lengkap, dan entah bagaimana, aku tak tau.. tiba-tiba aku berdiri dan mencium pipi kanan Anna, lalu aku beranjak pulang. “busyet..” pikirku. Aku tak menyangka aku bisa seberani yang tadi. Padahal cuma satu detik aku memikirkan bagaimana jika aku mencium pipinya, kenapa aku bisa langsung melakukannya?? Pikirku. Mungkin dinginnya malam telah menghipnotis aku..

Sejak “kejadian” malam itu, aku dan Anna tak perlu mengucapkan kata “cinta” sebagai syarat kami sudah pacaran. Karena ciuman malam itu sudah merupakan suatu ikatan tersendiri bagi kami. Sejak saat itu, berbagai hal indah kami lewati. Setiap pulang sekolah kami selalu pulang berdua, begitu pula sepulang les sore. Setiap saat yang kulewati bersamanya menambah keyakinanku bahwa aku dan dia akan saling mencintai dan tidak akan berpisah selamanya. Semakin sering kami berbicara tentang cinta, semakin dalam rasa cinta itu. Aku bahkan tidak bisa melepaskan bayangannya dari pikiranku walau cuma 1 menit. Setiap waktu adalah waktu untuk memikirkan dia, cinta itu mengalir bagaikan puisi yang tiada henti..




Di depan kelas 3 IPS, dari ki/ka: Jody, Lasma, Anna, Rikki. Maret 2006. Umur: 18 tahun