17 Okt 2010

part 2

Tak terasa aku sudah kelas 5 SD, aku Cuma punya 3 orang teman, dari kelas 2 hingga saat itu. namanya Desda sipayung, jekson & julianson. orang pertama yang mau bersahabat denganku. Suatu hari kami mendapat tugas membuat patung dari tanah liat. Pada saat itulah aku menaruh dendam terberat pada dua orang teman sekelasku. “ sasri delfi & jonathan girsang”

Saat itu hasil katrampilan jonatan yang berbentuk ayam, pecah bagian kepalanya, dan dia menuduh aku sebagai penyebanya, akhirnya saya di hukum, di pukul pakai ijuk, di cubit, di tamper hingga saya menangis kesakitan, lalu sasri mengancam saya dan berpesan, sepulang sekolah mereka akan menghajar saya. Saya pun semakin takut, hingga waktu pulang, saya lari ke simpang 4 untuk langsung pulang., esoknya saya masih takut, hampir gak mau sekolah, tapi mereka sudah diam dan nggak mau bicara samaku, mungkin mereka jijik..

Dulu aku begitu kompak dengan lae ku, anak dari namboruku (kakak dari ayah saya, ke 2 dari 11 bersaudara). yang namanya semhon saragih. Anak ke 3 dari 3 bersaudara. Saya sering ke rumahnya di saribudolok. Waktu itu pas ada pasar malam di sana. Aku minta izin sama mama untuk bermalam di rumah laeku untuk pergi ke pasar malam.

Waktu itu pas malam minggu. Kami bertiga pun pergi ke sana kira-kira jam 8 malam. Kami sangat menikmatinya, hingga waktu tak terasa sudah jam 10 malam. Esoknya kami pun kembali ke sana kira-kira jam 11 pagi, di sanalah aku pertama kali mengenal perempuan yang akhirnya menjadi “cinta monyet” buatku. Namanya ice janetiara sipayung. Yang “katanya sebagai pacar, tapi bicara samaku nggak pernah”,, haha.. lucu memang,, itulah anak-anak.

Di waktu kecilku, aku sering menghabiskan waktu libur dengan pergi ke rumah oppung di raya. Aku suka sekali ke sana dan selalu malas untuk pulang lagi ke Bandar hinalang. Banyak hal yang selalu aku lakukan di sana. Ke ladang, walau banyak tungir(hewan sejenis kutu yang gatalnya setengah mampus), ke sawah, walau banyak isap (sejenis cacing penghisap darah). Tapi di snalah aku tau cara naik sepeda. Soalnya di setiap rumah di sana pasti ada sepedanya.

Aku begitu suka pergi bahkan berminggu-minggu di rumah oppung dan namboru. Terlebih di waktu aku belum sekolah. Sangat berbeda dengan aku yang sekarang, yang paling malas pergi ke rumah keluarga.

Waktu itu aku juga pernah berbuat hal konyol yang sampai saat ini masih sering ku tertawakan sendiri. Pas waktu aku pengen ikut ke medan jalan-jalan sama keluarga laeku, semhon. Waktu itu aku nggak di kasih uang jajan. Jadi aku mencoba “mencopet” uang mama dari dalam ceret di atas lemari dapur. Tapi aku bingung, sebab aku nggak tahu yang mana unag kecil, mana uang besar. Jadi aku asal ambil aja. Tapi ternyata aku salah ambil, yang akhirnya ku tahu uang itu bernilai Rp 50.000,- aku asyik-asyik aja di perjalanan., kami pergi ke taman ria (sekarang di bangun jadi plaza medan fair), di sana kami naik mobil-mobilan, kereta api mini, dll., aku senang sekali waktu itu,, hingga akhirnya pagi setelah sampai di rumah,, tau sendirilah…



Di rumah, 1998. Umur: 10 tahun

Aku juga pernah pergi ke dumai, riau untuk melihat bapa udaku (adik dari ayah), bersama keluarga laeku juga (semhon). Kami pergi dengan mobil namboru, tapi aku dengan kak roy aja dari keluarga kami. Sepanjang perjalanan yang melelahkan (12,5jam) aku kebanyakan tidur. Melewati kelapa sawit berjam-jam.. membosankan. Jam jam 2 siang kami berangkat, jam 3 pagi kami baru sampai.

Sampai di sana panasnya minta ampun.. tidur pun kami bermandi keringat..,bagai di gurun sahara.namun yang paling kuingat selama disana ( 2 hari), aku sakit hati. Waktu itu kami habis bermain-main bersama laeku, waktu mau duduk di teras rumah, bapa udaku memarahiku hanya karena kakiku kotor. Dia bilang “jangan kau samakan seperti di kampungmu itu disini!!” aku gak tau apa-apa.. tapi sampai saat ini, hal itu yang membuat aku membenci dia, dan aku nggak menganggap dia lagi sebagai bapa udaku.. aku memang terlalu pendendam, tapi aku yang mengatur hidupku. Itulah aku!

Waktu kelas 5 SD adalah waktu yang paling banyak ku gunakan dengan bermain, nakal, dan brutal. Waktu itu adalah masa-masa kami bersepeda, karena nakalnya kami bertiga (aku, rilson, dan semhon) pernah bersepeda ke terjun. Kami juga sering menyewa sepeda dari bengkel di saribudolok, simpang jalan singgalang. Kami sering berenang ke sungai, dan bermain jackpot di warung bapa uda saya, jackling. Tak heran kalau uang saya selalu habis, dan selalu jadi “maling kecil” di rumah.

Aku juga pernah jadi maling setengah kecil bersama jodi, edu, dan kawan lain waktu SD, dengan mencuri bola kaki plastic dari belakang rumahnya tartak. Akhirnya, di adili di sekolah deah.. bahkan bapak saya sampai di suruh datang.,malunya..

6 tahun sudah ku jalani waktu SDku, namun itu semua tak terasa. Hanya bagaikan hembusan angin yang berlalau begitu saja. Ayah sudah memulai usahanya membuka gudang sayur-mayur dan menjual obat-obatan pertanian. Aku yakin dia melakukannya karena jika perekonomian keluarga kami terus-terusan pas-pasan begini, dia tidak akan mampu mencapai angan-angannya yang ingin kami semua minimal bergelar S1 (Sarjana). Sungguh tinggi tekadnya untuk kami. Aku masih anak-anak, maafkan aku Yah,. aku sering mencuri uangmu, hingga ikatan-ikatan uangmu sering kurang beberapa lembar.. Semoga berhasil Ayah…

Beberapa hari menjelang EBTA, kami berbaris mendengarkan pengumuman. Aku salah paham, aku pikir kami ujian berpakaian bebas, ternyata yang di maksud adalah waktu pengambilan STTB. Pas waktu hari ujian, aku pun dengan santainya berpakaian biasa ke sekolah. Kontan saja aku kaget setengah mati melihat hanya aku yang berpakaian biasa sedangkan kawan-kawan berpakaian sekolah. Padahal aku udah sampai di simpang empat.

Terpaksa aku buru-buru pulang ke rumah mengganti baju. Aku di marahi oleh ibu, dan 10 menit mencari celana SDku yang “hilang” sebentar, dan ternyata ku temukan di lemari. Sampai di simpang 4 aku melihat pak manjorang sudah menungguku. Aku langsung naik ke keretanya dan dia bertanya, “sudah dari sini kau tadi?” karena malunya aku terpaksa berbohong, “belum,Pak..” jawabku…

Sesampai di lokasi ujian,SD Negri 1 S.dolok, aku langsung masuk ke lokal dan masih beruntung hanya terlambat 2 menit.. huh,,,(untung?!)

Beberapa minggu kemudian, kami ke sekolah lagi mengambil STTB, kami menyewa sepeda untuk terakhir kalinya dan pergi jalan-jalan ke jalan panribuan, dengan temanku Desda hingga ia jatuh dan luka di bagian lututnya karena menabrak aku dari belakang.

Tak terasa liburan usai, aku menghabiskannya dengan bermain, ke ladang, dan bersenang-senang.